Sabtu, 25 Juni 2011

4 lilin



Ada 4 lilin yang menyala, Sedikit demi sedikit habis meleleh. Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka. Yang pertama berkata,
“Aku adalah Damai. Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!”
Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.

Yang kedua berkata,
“Aku adalah Iman. Sayang aku tak berguna lagi. Manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.”
Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih giliran lilin ketiga bicara,
“Aku adalah Cinta. Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala. Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.”
Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah lilin ketiga.

Tanpa terduga...Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan, ia pun berkata,
“Eh, apa yang terjadi? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”
Lalu ia mengangis tersedu-sedu.

Lalu dengan terharu lilin keempat berkata,
"Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga lilin lainnya."
"Akulah HARAPAN.”

Dengan mata bersinar, sang anak mengambil lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga lilin lainnya.


Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita, dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya.

KIsah kakak dan adik

Dahulu kala ada 2 orang kakak beradik. Sebelum ayah mereka meninggal, ia berpesan dua hal:
1. Jangan menagih utang kepada orang yang berutang kepadamu
2. Jika pergi dari rumah ke toko jangan sampai mukamu terkena sinar matahari

Waktu pun terus berjalan, dan kenyataan terjadi bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal, si anak sulung bertambah kaya, sedangkan yang bungsu menjadi semakin miskin.

Ibunya yang masih hidup menanyakan hal itu kepada mereka.
Jawab anak yang bungsu,
"Itu karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih utang kepada orang yang berutang kepadaku, dan sebagai akibatnya modalku susut karena orang yang berutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih. Ayah juga berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau bis. Sebenarnya dengan jalan kaki saja cukup, tetapi karena pesan ayah demikian, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak."

Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, ibunya pun menanyakan hal yang sama.
Jawab anak sulung,
"Itu semua karena saya mentaati pesan ayah. Karena ayah berpesan supaya tidak menagih kepada orang yang berutang kepda saya, saya tidak memberikan pinjaman (utangan) kepada orang lain sehingga modal tidak susut. Ayah juga berpesan agar jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko saya tidak boleh terkena sinar matahari. Dengan demikian, saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Akibatnya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko lain tutup. Dengan kebiasaan seperti itu, orang akhirnya tahu dan tokoku menjadi laris karena mempunyai jam kerja lebih lama."


Kisah di atas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat ditanggapi dengan persepsi yang berbeda jika kita melihat dengan POSITIVE ATTITUDE. Segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan menuju kesuksesan tetapi kita kadang terhanyut dalam kesulitan karena rutinitas kita....pilihan ada di tangan anda.

"Berusahalah melakukan hal yang bisa dikerjakan dengan cara yang luar biasa"
-Jehn Lehmann, Kiper Terbaik Tahun 2007 dan The Best Motivator in Arsenal ( Arsene Wenger, Mei 2007 ).

Jadilah seperti pensil


Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat.
"Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?"
Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya,
"Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai. Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti", ujar si nenek lagi.

Mendengar jawaban ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai.
"Tapi nek, sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya", Ujar si cucu.
Si nenek kemudian menjawab,
"Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini. Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini", Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil.

"Kualitas pertama, pensil mengingatkan kamu kalau kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya".

"Kualitas kedua, dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik".

"Kualitas ketiga, pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar".

"Kualitas keempat, bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu".

"Kualitas kelima, sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan".

Toling jaga mata saya baik-baik


Terjemahan:
Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena dia buta. Dia juga membenci semua orang, kecuali pria kekasih tercintanya. Dia selalu ada untuknya. Gadis itu mengatakan kalau seandainya dia bisa melihat, maka dia akan menikahi pria kekasihnya itu.

Suatu hari, seseorang mendonasikan sepasang matanya untuknya agar dia bisa melihat segalanya, termasuk kekasihya itu.
Kekasih prianya itu bertanya padanya,
"karena sekarang kau sudah bisa melihat, apakah sekarang engkau mau menikahiku?"
Gadis itu shock dan kaget karena kekasihnya itu ternyata juga buta, dan dia menolak untuk menikahinya.

Pria itu pun pergi dengan kesedihan yang sangat mendalam, dan beberapa waktu kemudian dia menuliskan surat untuk gadis itu.
"TOLONG JAGA MATA SAYA BAIK-BAIK....."


Beginilah manusia berubah ketika status mereka berubah. Hanya beberapa orang yang mengingat seperti apa hidupnya dahulu, dan siapa yang telah menemaninya pada saat-saat menderita.

Kisah pendiri Honda

Amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda
selalu terbentur pada kendaraan bermerek Honda, baik berupa mobil
maupun motor. Merek kendaran ini memang selalu menyesaki padatnya
lalu lintas. Karena itu barangkali memang layak disebut sebagai raja
jalanan.
Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri kerajaan bisnis
Honda, Soichiro Honda,selalu diliputi kegagalan saat menjalani
kehidupannya sejak kecil hingga berbuah lahirnya imperium bisnis
mendunia itu. Dia bahkan tidak pernah bisa menyandang gelar insinyur.
Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak
pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru.

Saat merintis bisnisnya, Soichiro Honda selalu diliputi
kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari
kuliah. Namun, ia terus bermimpi dan bermimpi. Dan, impian itu
akhirnya terjelma dengan bekal ketekunan dan kerja keras. ''Nilaiku
jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya di
sekitar mesin, motor dan sepeda,'' tutur Soichiro, yang meninggal
pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat
mengidap lever.
Kecintaannya kepada mesin, jelas diwarisi dari ayahnya yang
membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko,
Jepang Tengah. Di kawasan inilah dia lahir. Kala sering bermain di
bengkel, ayahnya selalu memberi catut (kakak tua) untuk mencabut
paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat
mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya. Di situ, lelaki
kelahiran 17 November 1906 ini dapat berdiam diri berjam-jam. Tak
seperti kawan sebayanya kala itu yang lebih banyak menghabiskan waktu
bermain penuh suka cita. Dia memang menunjukan keunikan sejak awal.
Seperti misalnya kegiatan nekad yang dipilihnya pada usia 8 tahun,
dengan bersepeda sejauh 10 mil. Itu dilakukan hanya karena ingin
menyaksikan pesawat terbang.

Bersepada memang menjadi salah satu hobinya kala kanak-kanak.
Dan buahnya, ketika 12 tahun, Soichiro Honda berhasil menciptakan
sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Sampai saat itu, di
benaknya belum muncul impian menjadi usahawan otomotif. Karena dia
sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak
tampan, sehingga membuatnya selalu rendah diri.
Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke kota, untuk bekerja di Hart
Shokai Company. Bossnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara
kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara
yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari
perhatiannya. Enam tahun bekerja di situ, menambah wawasannya tentang
permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, Saka Kibara mengusulkan
membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak
ditampiknya.

Di Hamamatsu prestasi kerjanya kian membaik. Ia selalu
menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat
memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu,
jam kerjanya tak jarang hingga larut malam, dan terkadang sampai
subuh. Yang menarik, walau terus kerja lembur otak jeniusnya tetap
kreatif.
Kejeniusannya membuahkan fenomena. Pada zaman itu, jari-jari
mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik untuk kepentingan meredam
goncangan. Menyadari ini, Soichiro punya gagasan untuk menggantikan
ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luar biasa. Ruji-ruji logamnya
laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia.
Pada usia 30 tahun, Honda menandatangani patennya yang
pertama. Setelah menciptakan ruji. Lalu Honda pun ingin melepaskan
diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Mulai saat itu dia
berpikir, spesialis apa yang dipilih ? Otaknya tertuju kepada
pembuatan ring piston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada
1938. Lalu, ditawarkannya karya itu ke sejumlah pabrikan otomotif.
Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak
memenuhi standar. Ring Piston buatannya tidak lentur, dan tidak laku
dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu dan
menyesalkan dirinya keluar dari bengkel milik Saka Kibara. Akibat
kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian,
kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi,
soal ring pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari
jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin.

Siang hari, setelah pulang kuliah, dia langsung ke bengkel
mempraktekkan pengetahuan yang baru diperoleh. Tetapi, setelah dua
tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang
mengikuti kuliah. ''Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak
diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang
hukum makanan dan pengaruhnya,'' ujar Honda, yang diusia mudanya
gandrung balap mobil. Kepada rektornya, ia jelaskan kuliahnya bukan
mencari ijazah. Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap
penghinaan. Tapi dikeluarkan dari perguruan tinggi bukan akhir
segalanya. Berkat kerja kerasnya, desain ring pinston-nya diterima
pihak Toyota yang langsung memberikan kontrak. Ini membawa Honda
berniat mendirikan pabrik. Impiannya untuk mendirikan pabrik mesinpun
serasa kian dekat di pelupuk mata.
Tetapi malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap
perang, tidak memberikan dana kepada masyarakat. Bukan Honda kalau
menghadapi kegagalan lalu menyerah pasrah. Dia lalu nekad
mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik.
Namun lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya
terbakar, bahkan hingga dua kali kejadian itu menimpanya.

Honda tidak pernah patah semangat. Dia bergegas mengumpulkan
karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang
dibuang oleh kapal Amerika Serikat, untuk digunakan sebagai bahan
mendirikan pabrik. Penderitaan sepertinya belum akan selesai. Tanpa
diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga
diputuskan menjual pabrik ring pinstonnya ke Toyota. Setelah itu,
Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.
Akhirnya, tahun 1947, setelah perang, Jepang kekurangan
bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak poranda. Sampai-sampai
Honda tidak dapat menjual mobilnya akibat krisis moneter itu. Padahal
dia ingin menjual mobil itu untuk membeli makanan bagi keluarganya.
Dalam keadaan terdesak, ia lalu kembali bermain-main dengan
sepeda pancalnya. Karena memang nafasnya selalu berbau rekayasa
mesin, dia pun memasang motor kecil pada sepeda itu. Siapa sangka,
sepeda motor-- cikal bakal lahirnya mobil Honda -- itu diminati oleh
para tetangga. Jadilah dia memproduksi sepeda bermotor itu. Para
tetangga dan kerabatnya berbondong-bondong memesan, sehingga Honda
kehabisan stok. Lalu Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak
itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut
mobilnya, menjadi raja jalanan dunia, termasuk Indonesia.

Semasa hidup Honda selalu menyatakan, jangan dulu melihat
keberhasilanya dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah
kegagalan-kegagalan yang dialaminya. ''ORANG MELIHAT KESUKSESAN SAYA
HANYA SATU PERSEN. TAPI, MEREKA TIDAK MELIHAT 99 PERSEN KEGAGALAN SAYA,'' tuturnya. Ia memberikan petuah, ''KETIKA ANDA MENGALAMI KEGAGALAN, MAKA SEGERALAH MULAI KEMBALI BERMIMPI. DAN MIMPIKANLAH MIMPI BARU.'' Jelas kisah Honda ini merupakan contoh, bahwa sukses itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, dan hanya berasal dari keluarga miskin.

Jumat, 24 Juni 2011

Ketinggalan kereta

nich cerita gw waktu gwa ngekos di penjaringan ma tmen" gwa,singkat cerita gwa ma alunk ma aguy pengen maen ke rumahnya si alunk di karawang. rencana pun disiapkan waktu itu gwa ma si alunk kbetulan sama sama jadi kasir ma gwa di ca*four anyway gwa minta ijin ma senior nulis da di buku khusus ijin karyawan,ijinnya sich 2 hari ga tw dah berapa lama di sana :bingung:

Langsung aja rencana di persiapkan di kosan,untuk berangkat jam 06.00 dari stasiun kota di penampakannya

biasa anak kos malemnya ga pada tiDur da :pertamax pada ngantuk dah,pagi" pun qt berangkat naik angkot dari penjaringan ke kota sampai di stasiun kota qt makan-makan dulu mkan nasi apaan za q juga lupa namanya hehehe,, ini merupakan perjalanan pertama gw,persediaan udah saya bawah semua,ni adalah puncak dari ceritanya waktu itu qt jalan bertiga setelah beli karcis kami bertiga pun langsung menuju ke keretanya ga di sangka n ga di duka sama sekali ma saya kereta yang mw saya tumpangi udah berangkat perlahan-lahan ke dua temenku alunk ma aguy sontak perlari untuk mengejarnya dan berasil naik posisi gwa waktu itu berada di belakang mereka dan gw berusaha mengejar kereta yg baru saja berangkat dengan susah payah ........
tmen gw si alunk berada di samping pintu dengan teriak.............ozy..ozyy oozyyy dengan muka yang takut kehilangan sorang teman n dia sempat berteriak naik kereta sebelah,qt ketemuan di jatinegara !!!!!" nich low ada videonya kya film di tv tv nich cerita dan saya pun nyerah n ketinggalan kereta yang mereka berdua tumpangi karena beban berat yang saya bawa serta sepatu baru saya yg kegedean menyebabkan sulitnya berlari...........akhirnya gw ketingalan mereka rasanya hati ini takut karena ga tahu jalan :hoaxlangsung saja gwa lari kereta sebelah dan tanya sama ibu-ibu sampai tiap stasiun gwa tanya trus stasiun mana berikutnya beruntung ibunya sabar dan saya trus komunikasi ma si alunk n yg di takutkan adalah hp gwa ngedrop n ga bsa komunikasi.............................,
anyway akhirya gwa sampai di jatinegara n bertemu dengan alunk ma aguy :cendol


dan melanjutkan perjalanan ke karawang bersama-sama :D

:iloveindonesia

ceritanya ini gwa dedisikan untuk ALUNK BRIGEST KARAWANG yg peduli ma gw waktu ketinggalan kereta semoga mereka berdua membacanya !!!!!!

 
Design by Template nemu | WARNET CEPAT AKSES Erik@net | Warnet sekaran